Selasa, 26 November 2019

cincin tunangan kota Tasikmalaya




 Paruh kesatu tahun 2009 sudah kotor berkat invasi resesi, terorisme dan masalah kesehatan baru yang sudah meninggalkan tidak sedikit industri utama di semua India dan semua dunia dalam kesulitan. Hantu-hantu tahun 2008 melulu menolak guna mati dan terus menghantui ekonomi dunia! Sementara industri pariwisata global dan industri pariwisata India terutama tidak terkecuali guna ini, para berpengalaman melihat ini sebagai kesempatan dalam krisis. Kuncinya terletak pada mengidentifikasi masalah, memperbaikinya dan ini ialah waktu yang tepat guna melakukannya! Namun, tersebut akan memerlukan upaya bareng oleh India, pemenang tiga penghargaan dari Organisasi Pariwisata Dunia PBB tergolong tujuan wisata kesayangan Asia pada tahun 2007, guna melihat melewati kekacauan ini. Semua ini menjadikan Hari Pariwisata Dunia pada 27 September tahun ini menjadi lebih menantang dan mengasyikkan, belum pernah terjadi sebelumnya!

Inilah saatnya untuk mencuci sistem
Secara global, kementerian pariwisata di tidak sedikit negara dan di India bersiap-siap untuk terbit dari bencana ekonomi dunia ini. Upaya ini dirasakan penting sebab industri perjalanan dan pariwisata global ialah salah satu industri terbesar di dunia, yang mempekerjakan nyaris 231 juta orang dan menghasilkan lebih dari 10,4 persen dari PDB dunia. Dan menurut keterangan dari Kementerian Pariwisata di India, pada 2007, 5 juta wisatawan mendatangi India dan menghabiskan nyaris $ 11,5 miliar. Visi Organisasi Pariwisata Dunia 2020 memperkirakan bahwa selama 5,08 juta wisatawan akan mendatangi India pada 2010 yang bisa jadi akan menyentuh 8,9 juta pada 2020. India dan China sekitar ini telah bertahan sekitar resesi dan laporan Bank Dunia baru-baru ini tidak melulu mendukung ini tetapi pun memperkirakan perkembangan yang pantas untuk dua raksasa Asia. Dengan demikian, sejauh mencantol industri pariwisata, India siap guna menguangkan resesi global melulu jika ia menyimpulkan untuk menyingsingkan lengan bajunya dan bekerja di dekat sejumlah masalah berhubungan pariwisata dalam negeri dan internasional.

Masalah internasional dan dalam negeri yang memprovokasi pariwisata di India
Ekonomi Amerika dan Eropa yang lebih lemah yang telah tersengat oleh resesi mempunyai efek spiral pada dunia perusahaan global yang berada pada pengurangan biaya. Ini berarti lebih tidak banyak perjalanan bisnis dan individu ke India. Negara ini pun menghadapi kendala baru dalam masalah kesehatan laksana flu babi, skandal rasisme, dan perlindungan yang buruk untuk orang asing di tempat turis tertentu, evolusi iklim, tenaga kerja yang tidak memadai, dan kegagalan musim hujan. Diperkirakan, India memerlukan paling tidak 200.000 orang guna memenuhi keperluan pariwisata yang berkembang di negara itu. Lalu terdapat masalah infrastruktur yang pepatah laksana konektivitas jalan yang buruk, non-modernisasi bandara, kurangnya makanan ruang belajar dunia dan kemudahan akomodasi di tempat-tempat wisata panas dan lambatnya tahapan dalam mengidentifikasi dan mengembangkan destinasi wisata dan wilayah. Semua ini bisa dominan  luas pada industri pariwisata di India.

Secara internal, industri pariwisata dalam negeri India sedang booming. Secara harfiah pemintal uang, industri pariwisata dalam negeri juga menghadapi masalah serupa dan ini mesti ditamatkan secara bersamaan. Oleh sebab itu, akan diperlukan upaya kolaboratif dan terfokus pada unsur dari kementerian pariwisata India dan kementerian berhubungan lainnya untuk menanggulangi masalah ini dan memutuskan standar baru.

Mengatasi masalah
Pariwisata mempunyai sifat multi-sektoral. Ini mesti berkoordinasi dan bekerja dengan industri dan kementerian lain guna menghilangkan hambatan dalam infrastruktur, perjalanan, kesehatan, makanan dan akomodasi dan kemudahan lainnya. Kuncinya ialah menawarkan pengalaman ruang belajar dunia untuk wisatawan yang berangjangsana ke India.

1. Menciptakan lingkungan yang sehat, secara harfiah
Di satu sisi, industri pariwisata medis sedang merasakan kemajuan. Negara ini menonton gelombang besar wisatawan dari semua dunia untuk destinasi perawatan medis. Ini panggilan guna memantapkan kemudahan kesehatan dan berpindah pada mode 'selalu siap' dalam urusan modernisasi perlengkapan dan tenaga kerja yang berkualitas. Invasi ketakutan kesehatan baru laksana ketakutan H1N1 baru-baru ini dapat menciptakan lonjakan wisatawan yang berangjangsana ke negara itu. Ketakutan kesehatan ini akan dominan  pada skenario pariwisata dalam negeri juga. Kementerian kesehatan mesti mengerjakan langkah-langkah yang menjanjikan dan bekerja dengan masyarakat dalam membuat suasana yang lebih aman dan lebih sehat untuk semua wisatawan yang mendatangi India.

2. Kesulitan infrastruktur
Saat ini, daya dorong tetap pada konstruksi, pemeliharaan, dan pengembangan jalan, rel dan drainase udara yang menghubungkan sekian banyak  tujuan wisata di negara ini. Bagi ini, Kementerian Pariwisata mesti berkoordinasi dengan kementerian transportasi jalan dan jalan raya, penerbangan sipil, dan kementerian kereta api. Sumber dana untuk pekerjaan pengembangan yang sangat urgen ini pun dapat berasal dari sekian banyak  IPO. Namun, ini dapat terjadi melulu ketika aturan ketika ini yang tidak memperbolehkan bank-bank di India guna menerima tabungan di atas 10 tahun berkurang. Keuangan guna infrastruktur ialah rencana jangka panjang dan berjalan sekitar 15-20 tahun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar