Selasa, 26 November 2019

cincin tunangan kota Cirebon




 Richard Voase meluangkan koleksi studi permasalahan yang unik tentang pengembangan pariwisata Eropa Barat. Studi permasalahan terorganisir dengan baik dalam tiga bidang tematis menurut konteks politik, ekonomi dan sosial budaya. Kumpulan kisah mengkomunikasikan evolusi dalam pengembangan dan praktik pariwisata dan menggambarkan bagaimana pengembangan pariwisata mencari teknik baru dalam pemikiran pariwisata. Voase memutuskan bahwa empiris pariwisata, di pihak semua pelancong, mengindikasikan tanda-tanda pemungutan keputusan aktif dengan konsumsi pasif. Poin ini mendorong pembaca untuk beranggapan bahwa wisatawan memilih empiris "kalengan" yang di bina secara kreatif, tetapi diakses melewati pencarian informasi dan pemungutan keputusan yang luas.

Studi permasalahan ini ditulis oleh sekian banyak  penulis dengan ikatan lokal yang powerful dengan lokasi mereka mencatat yang memungkinkan wawasan spektakuler ke dalam masalah yang dihadapi industri pariwisata di Eropa dan Amerika Utara (walaupun Amerika Utara bukan konsentrasi dari kitab ini). Buku ini dapat dipakai dalam kursus pengembangan pariwisata untuk menolong siswa mengidentifikasi masalah terkini dalam pariwisata (mis., Tantangan lingkungan, keberlanjutan, pendekatan konservasi) dan di bina menurut pengertian dan model teoritis dalam pariwisata.

Dalam pengantarnya, Voase mengucapkan bahwa analisis atau interpretasi permasalahan didasarkan pada lingkungan politik, ekonomi, sosial-budaya dan teknologi. Analisis ini menciduk multidimensi dari produk pariwisata dan faktor kebiasaan dan sosial yang bersangkutan dengan ideologi ketika ini, yang memprovokasi bagaimana pariwisata berkembang. Ideologi semacam itu sehubungan dengan pendekatan postmodernisme yang lazim yang tampaknya memprovokasi perilaku konsumen tersebut, yang menciduk konsumsi empiris daripada proses buatan produk atau jasa.

Buku ini terdiri dari sebelas bab. Empat bab kesatu didekati di bawah kacamata analisis konteks politik. Bab kesatu, oleh Meethan, menyajikan peran pemasaran pariwisata dan kepandaian publik di distrik Devon dan Cornwall, Inggris. Meethan memutuskan bahwa guna kedua negara ini "pemasaran ialah salah satu aspek dari kepandaian terpadu yang lebih luas yang bertujuan guna memasukkan pariwisata secara lebih sarat ke dalam ekonomi regional" dan program-program ini tidak akan barangkali terjadi tanpa dana dari Uni Eropa (UE). "Kasus-kasus Devon dan Cornwall pun menunjukkan bagaimana format organisasi baru hadir sebagai respons terhadap evolusi struktural yang lebih luas".

Bab 2, oleh Morpeth, berfokus pada peran rekreasi dan pariwisata sebagai instrumen politik di Inggris sekitar 1980-an. Pemerintah pusat dan wilayah menggunakan kepandaian waktu luang dan rekreasi sebagai perpanjangan dari kepandaian perkotaan guna menyeimbangkan efek negatif dari pengangguran dan masalah struktural yang tampak di Inggris pada 1980-an. Morpeth membahas permasalahan kota Middlesbrough dan peran kepandaian Thatcherism di kota tersebut, yang berfokus pada generasi kota-kota terdalam dan pemakaian pariwisata sebagai alat guna regenerasi.

Bab 3, oleh Voase, membicarakan pengaruh evolusi politik, ekonomi dan sosial dalam destinasi wisata dewasa; Isle of Thanet di Inggris tenggara. Voase memutuskan bahwa proses kebijakan, perencanaan, dan pengembangan pariwisata di tujuan dewasa tidak tidak jarang kali mudah. Politik antagonis salah satu para pemangku kepentingan yang tercebur dalam pengembangan pariwisata mengakibatkan inkonsistensi tentang pengembangan tujuan. Bab 4, oleh Robledo dan Batle, berfokus pada Mallorca sebagai studi permasalahan untuk penanaman pulang pengembangan pariwisata untuk destinasi dewasa memakai konsep siklus hidup produk Butler (1980). Sebagai destinasi yang matang, Mallorca memerlukan strategi pembangunan berkelanjutan guna bertahan di masa depan. Pengakuan ini menciptakan Kementerian Pariwisata Pemerintah Kepulauan Balearic untuk menciptakan peraturan sisi penawaran pariwisata untuk mengayomi lingkungan. Namun, rencana ini, laksana yang diidentifikasi oleh Robledo dan Bade, ialah kasus perjuangan yang unik antara sekian banyak  kelompok (yaitu, pemerintah, kumpulan ekologi, dewan, pelaku bisnis perhotelan, industri konstruksi) membela kepentingan mereka dalam pengembangan pariwisata. Voase mengidentifikasi empat bab kesatu ini yang mempunyai tiga hal umum: peran dan saling memprovokasi tingkatan pemerintah lokal dalam perumusan dan implementasi kebijakan, peran politik sebagai kendaraan guna promosi dan pengelolaan kepentingan ekonomi, dan pengaruh sosio yang kuat. - Faktor budaya. Sementara faktor-faktor umum ini tidak secara langsung terbukti dalam studi permasalahan yang disajikan, Voase memenuhi kesenjangan dengan tulisannya. Faktor-faktor umum ini dapat memicu diskusi lebih lanjut tentang apa peran politik dalam pariwisata dan bagaimana kepandaian dapat memengaruhi semua peneliti dan praktisi di lapangan.

Bagian kedua dari kitab ini berfokus pada konteks ekonomi pariwisata dan pemakaiannya sebagai perangkat regenerasi dan pembuatan kekayaan. Bab 5, oleh Lewis, berfokus pada dua skema agri-lingkungan, Tir Cymen dan Tir Gofal, dan bagaimana mereka memengaruhi akses rekreasi di pedesaan Wales.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar