Selasa, 26 November 2019

Daftar Nama Kota di Lampung



"Biarkan makanan menjadi obatmu dan obat menjadi makananmu." Hippocrates

Konsumsi buah dan sayuran yang lebih tinggi sudah dikaitkan dengan penambahan hasil kardiovaskular. Dalam satu eksperimen klinis, yang diterbitkan dalam Annals of Internal Medicine edisi 19 Juni 2001, subyek dalam kuintil tertinggi konsumsi buah dan sayuran merasakan penurunan 20% dalam risiko relatif penyakit jantung koroner dikomparasikan dengan kuintil dengan asupan terendah. Sebagian besar guna ini berhubungan dengan sayuran berdaun hijau dan buah-buahan dan sayuran yang kaya vitamin C.

Data dari dua studi utama, studi Nurses 'Health dengan 71.910 wanita tercatat (1984) dan Health Follow-up Study Professionals dengan 37.725 lelaki yang tercatat (1986) diterbitkan dalam Journal of the National edisi 3 November 2004. Institut Kanker. Pada awal, seluruh peserta bebas dari penyakit kronis utama. Dalam kedua studi tersebut, asupan buah dan sayuran berbanding terbalik dengan pertumbuhan penyakit kronis utama dan penyakit kardiovaskular. Pengurangan penyakit kardiovaskular juga disalin pada perokok.

Hasil Life Span Study, sebuah riset yang sedang dilangsungkan terhadap 40.349 orang yang terkena dan tidak terkena radiasi dari pemboman atom Hiroshima dan Nagasaki diterbitkan dalam Stroke edisi Oktober 2003. Konsumsi harian sayuran dan buah-buahan hijau atau kuning (terlepas dari faktor-faktor beda di kedua kelompok) dikaitkan dengan efek perlindungan guna total stroke, dan mortalitas infark serebral pada lelaki dan wanita. Pengurangan risiko pendarahan di dalam otak, yang dinamakan pendarahan intraserebral, ialah 32% pada lelaki dan 30% pada wanita

"Untuk kesehatan optimal, kata semua ilmuwan, santap pelangi warna. Piringmu bakal terlihat laksana sekotak Crayolas." Janice M. Horowitz, TIME, 12 Januari 2002. Buah dan sayuran berwarna berisi antioksidan. Buah dan sayuran berwarna biru / ungu laksana blueberry, anggur ungu, bit, terong dan prem berisi phytochemical yang menambah kesehatan laksana anthocyanin dan fenolik. Sayuran hijau laksana anggur hijau, brokoli, paprika hijau, bayam, kol hijau, kacang polong dan kacang hijau berisi phytochemical laksana lutein dan indoles. Buah dan sayuran berwarna putih, cokelat, dan cokelat laksana pisang, kembang kol, bawang putih, bawang merah, jamur, dan kentang berisi sekian banyak  phytochemical tergolong allicin dan selenium. Buah dan sayuran berwarna kuning dan oranye laksana mangga, pepaya, lemon, wortel, labu, aprikot, jagung manis dan labu kuning berisi antioksidan laksana vitamin C serta karotenoid dan bioflavonoid. Buah dan sayuran merah laksana tomat, ceri, delima, raspberry, stroberi, semangka, lobak, dan bit berisi likopen dan anthocyanin yang menambah kesehatan. Selain kegiatan antioksidan, buah-buahan dan sayuran pun membantu menurunkan desakan darah dan meluangkan serat. Serat larut dalam buah-buahan dan sayuran menolong menghambat penyerapan kolesterol dari makanan.

"Aku minum 6 atau tujuh gelas air sehari. Aku pun minum jus sayuran. Dan aku punya minimal 5 atau 6 potong buah segar masing-masing hari dan 10 sayuran mentah." Kebugaran Guru Jack LaLanne. Piramida Panduan Makanan AS merekomendasikan tiga sampai lima porsi sayuran dan dua sampai empat porsi buah per hari. Satu porsi sayuran ialah salah satu dari yang inilah ini: ½ cawan sayuran mentah cincang, tidak berdaun, 1 cawan sayuran berdaun mentah, ½ cawan sayuran matang. 1/2 cawan kacang matang, kacang polong, atau lentil, 1 kentang panggang kecil atau 3/4 cawan jus sayuran. Penyajian buah ialah salah satu dari yang inilah ini: 1 buah mentah sedang, 1/2 grapefruit, mangga, atau pepaya, jus 3/4 cangkir, 1/2 cawan beri atau buah potong, 1/2 cawan kaleng, beku, atau buah matang atau 1/4 cawan buah kering.

Makan buah dan sayuran pun dikaitkan dengan guna lain. Asupan yang baik telah diperlihatkan menjaga terhadap katarak dan degenerasi makula, dua penyebab umum kehilangan penglihatan dan melukai jutaan orang Amerika di atas umur enam puluh lima. Pola santap yang kaya buah-buahan dan sayuran pun dapat mempunyai efek pencegahan kanker. Konsumsi sudah dikaitkan dengan berkurangnya tingkat kanker mulut dan faring, kerongkongan, lambung, usus besar-rektum, laring, paru-paru, ovarium, kandung kemih, dan ginjal. Diperkirakan sepertiga dari seluruh kematian dampak kanker di Amerika Serikat bisa dihindari melewati modifikasi pola santap yang tepat. Di samping serat larut, buah-buahan dan sayuran pun berisi serat yang tidak dapat dicerna. Ini menyedot air laksana spons dan mengembang saat melewati drainase pencernaan. Ini menolong mengatur pergerakan usus dan bisa meredakan atau menangkal sembelit. Serat yang tidak larut pun dapat menolong mencegah divertikulosis dan divertikulitis. Data terbaru mengindikasikan bahwa buah-buahan dan sayuran pun dapat melawan penurunan fungsional dengan penuaan dan menunda munculnya penyakit Alzhiemer.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar